Kamis, 25 Oktober 2012

lanjutan tentang manajemen waktu

Waktu, kita diberikan waktu yang sama dalam satu hari 24 jam. Pertanyaannya kenapa bagian lain ataupun teman kita yang lain bisa lebih sukses dibandingkan kita? apakah mungkin mereka punya cadangan waktu?

Saudara, setiap orang diberikan waktu yang sama oleh AllahSWT. Hanya saja mereka yang memanfaatkan dengan sebaik-baiknya berarti mengetahui betapa berarti nya waktu. Saya inign bercerita disini tentang pengalaman saya yang lain mengenai waktu.

Sekarang saya sudah memiliki  bisnis sampingan yaitu Es Pisang Ijo, dagangan frenchise yang saya beli dengan harga Rp. 3.850.000. Usaha ini awalnya cukup baik penjualannya, tetapi sekarang ini sangat sepi sekali, mungkin ini pelajaran buat saya dan keluarga. Ketika awal saya sangat menikmati proses penjualan, bangun pagi sekali,dari shalat subuh tidak tidur lagi, mengisi waktu dengan membaca al-Quran kemudian sekitar pkl. 06:00WIB sudah mulai jalan mengambil dagangan yang jaraknya tidak terlalu jauh, -/+ 15 menit perjalanan menggunakan motor. Setelah mengambil dan men-drop saya pulang untuk siap-siap kerja kantoran. Hampir setiap hari seperti itu, suatu rutinitas yang sangat mengasyikkan, selain menambah income juga menambah spiritual saya, alhamdulillah. Tetapi itu tidak bisa saya pertahankan, saya bangun kesiangan bahkan sering dan hampir setiap hari, bahkan sampai sekarang. Hal ini saya coba untuk kendalikan dengan niat bahwa besok harus lebih pagi dan pagi lagi, tetapi godaan nya sangat berat sekali. Saya tidur paling cepat sekitar pkl. 23:00WIB, kemudian kesibukan saya lainnya seperti mengajar yang membutuhkan waktu lebih, jadi terkadang saya kerja pkl.07:45 baru pulang pkl. 21:00. Memang rumah saya tidak terlalu jauh dari kantor tetapi cukup menguras tenaga juga, membuat kelalahan  yang ujung-ujungnya kesiangan lagi. Bangun siang memang benar-benar tidak enak, walaupun hari libur. Seperti ada something miss. Kakek saya (alm) pernah memberikan nasihat langsung kepada saya kalau jangan pernah meninggalkan sholat subuh (sholat pada waktunya). Memang kedengarannya mudah tetapi berat untuk dilaksanakan jika tidak terbiasa atau membiasakan diri bangun pagi. Kakek saya dari Ibu ini meninggal ketika bulan Ramadhan, semoga amal ibadahnya Allah terima dan semoga mendapatkan keutamaan bulan Ramadhan, amin. Beliau mempunyai 10 anak dan semuanya sukses, sukses mendapatkan warisan yang nilainya besar, hampir setiap anak mendapatkan satu rumah. Fantastik ya..mungkin ini keberkahan dari bangun pagi. 

Saya memiliki cita-cita, dengan program marketing yang baru tahun ini, dengan pemimpin yang baru pula, saya ingin merubah jadwal kunjungan saya. Saya dipercaya untuk menangani program non reguler yaitu kelas karyawan. Saya ingin melakukan kunjungan ke perusahaan pada pagi-pagi hari, saya memiliki target pkl. 07:00 sudah tiba di kantor (45 menit sebelum batas absensi) kemudian berangkat, sehari sebelumnya sudah menyiapkan tools dan dana untuk kunjungan. Semua ini dapat saya lakukan dengan mendisiplinkan diri. Saya lagi membaca buku tentang self help, bahwa untuk disiplin itu awalnya pahit, keras, berat, tetapi berakhir dengan kepuasan.

Semoga kedepannya, dengan menjadi seorang dosen yang sedang melanjutkan S2 serta sebagai staf marketing membutuhkan manajemen waktu. Prioritas utama saya adalah kuliah S2 STIAMI, kemudian bekerja dalam tim marketing STIAMI. Saya memiliki keingin untuk mempromosikan penjualan pribadi saya ke perusahaan-perusahaan, tetapi ini belum saya konsultasi dengan istri, apakah hal ini sebenarnya dibolehkan yaitu selain bekerja untuk kantor juga untuk menambah income sendiri dengan berjualan barang pribadi. Kalau pribahasanya, sambil menyelam minum air, tapi hati-hati sakit perut.

Senin, 20 Februari 2012

cerita 1....

Pagi hari pkl 07:28 saya sudah absen dari waktu yang diberikan pkl 08:30. Saya ingin membuat perubahan dalam pekerjaan saya terutama dalam hal ketepatan waktu datang, karen sudah sekian lama saya menginginkan untuk bisa memulai pekerjaan dengan tenang, bagi saya kalau datang pagi sebelum jam kantor berarti pada hari itu saya tidak dag..dig..dug lagi untuk memikirkan masalah keterlambatan, bagi saya keterlambatan itu merupakan sesuatu yang memalukan.
Keterlambatan memang hal yang memalukan bahkan sangat memalukan. Saya sejak dari SD sampai SMA hampir selalu terlambat untuk masuk sekolah. Hal ini disebabkan bukan karena jarak tetapi justru sebaliknya karena rumah saya tidak terlalu jauh dari sekolahan. Saya tidak tahu kenapa orang yang rumahnya jauh justru datang sangat pagi sekali tetapi yang rumahnya dekat sebelum bel berbunyi belum datang, mungkin ini yang dinamakan syndrome bel..hehehe. Karena pengalaman tersebut saya melihat bahwa saya tidak bisa seperti ini terus, menjadi orang yang selalu datang siang dan dikejar-kejar date line. Orang yang datang siang cenderung lebih memiliki stress yang agak tinggi dibandingkan mereka yang datang pagi, kenapa bisa begini? Menurut hemat saya kalau datang pagi, suasana masih sepi, udara masih segar dan sejuk, mau ngopi/ngeteh masih enak, masih bisa berpikir sesaat kerjaan apa yang mau diselesaikan hari ini, dan ini semua menjauhkan kita dari stres. Coba kalau kita datang siang, udah di jalan macet kaga karuan, polusi udara yang semakin mencekek leher, belum lagi kalau ban bocor di tengah jalan, belum lagi kalau kejebak banjir...pusiiiiing deh kalau jalan siang itu, belum lagi kalau sudah sampai kantor melihat semua karyawan sibuk masing-masing pastinya kita akan terbawa untuk sibuk sesegera mungkin, karena tidak enak dilihat oleh karyawan yang lain kalau kita santai-santai dulu padahal sudah kesiangan. 
Itulah sekelumit tentang perubahan yang saya inginkan dalam diri saya, tepat waktu. Setelah datang ke kantor saya (saya suka mengenekdotkan kantor saya seperti warnet, kenapa? karena jarak dari rumah ke kantor hanya 3-5 menit jalan kaki) absen pagi lalu dudun di depan komputer untuk membuat pengajuan untuk hari itu. Pas pada hari itu saya membuat pengajuan untuk SMA PGRI 12, dan SMA 83, tapi yang baru terealisasi SMA 83 karena sifatnya yang urgent harus hari itu juga cair. 
Sebenarnya di sini saya ingin menuliskan tentang keterampilan mengatur tim dan waktu atau manajemen waktu dan tim. Saya ingin membahas hal tersebut disini karena saya dipercaya pada tahun ini untuk membawahi 5 orang karyawan baru untuk membantu kegiatan marketing. 
Pengalaman sebagai seorang leader (pemimpin) pernah saya alamai ketika SMA sebagai ketua Majelis Perwakilan Kelas dan pada waktu kuliah di FIB UI sebagai ketua Rohis. Dua pengalaman ini seharusnya membuat saya memiliki karakter pemimpin yang ideal, setidaknya untuk beberapa kriteria. Pemimpin yang benar-benar ideal itu memang tidak ada kecuali Nabi Muhammad SAW, tetapi setidaknya ada 1 atau 2 kriteria pemimpin yang baik yang bisa saya munculkan di tempat kerja saya sekarang ini. 
Ketika SMA saya ingat sekali bagaimana senior di organisasi telah membimbing dalam hal kepemimpinan. Ada banyak sekali kriteria kepemimpinan yang disampaikan tetapi yang pertama yang saya ingat yaitu beriman kepada Tuhan YME, selanjutnya jujur dan ini adalah hal yang saya pertahankan di tempat kerja saya sekarang ini. Kejujuran identik dengan kepolosan, seperti bayi yang tidak mengerti apa-apa. Saya cenderung seperti itu, lebih baik memberikan jawaban yang jujur dari pada jawaban yang mengada-ada demi reputasi. Memang saat ini saya akui reputasi saya sedang naik karena belakangan ini atasan saya langsung mempercayakan saya mengelola kelompok kecil marketing. Hal ini bukanlah hadiah atau bukanlah hal yang didapat secara singkat dan mudah. Rata-rata lulusan S1 seperti saya lebih memilih karir yang menjanjikan masa depan seperti menjadi bankir (bekerja di bank) atau menjadi PNS yang katanya menjanjikan. Ini adalah pilihan hidup. Dengan IPK dia atas 3, lulusan S1 UI memberikan saya latar belakang pendidikan yang memuaskan....